Sebuah cerita dari Biscuit
Saat mendengar kata biscuit, apa yang muncul di benak pembaca?
Manis, Gurih, lembut ??
Selalu ada rasa senang yang biasanya muncul saat kita mendengar kata Biscuit, karena memang makanan tersebut sudah terasosiasikan dengan unsur kesenangan bagi yang pernah mencobanya. Apakah anda menikmati biscuit tersebut sebagai snack “tanggung” yang dinikmati pada jam 11 sebagai jembatan yang menghantarkan kepada makan siang atau anda adalah pribadi yang selalu menyimpan sekeping biscuit di saku anda untuk siap dinikmati kapanpun juga. Apapun yang menjadi kebiaasaan anda, pastilah biscuit akan menjadi sebuah pelariaan dari setiap rutinitas yang membelenggu. Terlepas dari semua kerumitan yang anda rasakan saat ini, pernahkan anda mencoba mencari tahu sejarah tentang Biscuit?
Darimana asalnya?
Siapa yang iseng pertama sekali membuat nya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut saya uraikan sejarah singkat tentang biscuit yang menjadi kegemaran labih dari setengah populasi manusia di bumi ini.
Menurut sejarah yang ditulis di artike English Heritage, pada awalnya makanan yang kita kenal sekarang sebagai biscuit kemungkinan dimasak di atas batu pada era Neolitik. Istilah biscuit berasal dari bahasa Inggris yang diserap dari Bahasa Prancis (Bis-qui) yang memiliki akar kata bahasa Latin yaitu Panis Biscotus yang mengacu kepada roti yang dimasak dua kali. Kemudian pada era Romawi, bangsa tersebut membuat biscuit dengan cara merebus tepung gandum sampai mengental lalu adonan gandum di tarus di atas piring dan dilebarkan, sesudah adonan berubah menjadi kering dan keras maka adonan dipotong potong dan sebelum dimakan kue kering tersebut diolesi oleh madu dan Voilah…mulailah Biscuit itu menjadi makanan favorit bagi sebagian populasi di Bumi ini.
Inovasi tidak pernah berhenti, itulah sifat alami manusia untuk terus berusaha membuat sesuatu menjadi lebih baik sesuai dengan DNA yang diwariskan oleh Tuhan semesta alam kepada Adam sebagai Manusia pertama di dunia ini. Biscuit kemudian mulai dikeringkan dengan cara dipanggang supaya kue tersebut menjadi benar benar kering, dan bukan hanya itu, kue tersebut dipanggang sampai dengan dua kali untuk memastikan bahwa kandungan air di dalamnya benar benar telah kering dan hasilnya, kue tersebut menjadi lebih keras namun menjadi lebih awet. Untuk dapat menikmatinya, maka kue tersebut harus dicelupkan ke dalam susu atau minuman lainnya. Biscuit inilah yang akan menjadi penyelamat bagi tantara yang pergi berperang, karena sifatnya yang tahan lama, tidak perlu tempat yang besar dan siap dinikmati kapanpun.
Sampai dengan era millennial saat ini, evolusi biscuit juga tidak pernah berakhir. Namun yang perlu diperhatikan untuk biscuit zaman “Now” yang saat ini banyak beredar adalah kandungan gula yang sangat tinggi, yang memiliki dampak bagi kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu, sebaiknya biscuit haya dikonsumsi secukupnya agar tidak melanggar peraturan yang dibuat oleh Pankreas di dalam menjalankan tugasnya.